TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG– Siswa SMA Muhammadiyah 2 Sumberpucung -Smamuda- meraih juara lomba menulis puisi. Hal ini dijelaskan Kepsek Smamuda Sumberpucung, ustadz Unjang Tajul Aripin S.Hi M.Pd.
Siswa dimaksud atas nama Mochamad Adimas Faim kelas XI IPA, merupakan siswa Smamuda yang gemar menulis. Perlombaan yang diikuti Faim ini merupakan event yang diselenggarakan Binnar Publisher.
Kata ustadz Unjang event ini diselenggarakan sejak tanggal 15 November 2023, dengan time deadline event hingga 10 Januari 2024. Pesertanya umum berjumlah 170 orang. Serta memiliki dua kategori perlombaan, yakni perlombaan cerpen dan perlombaan puisi.
“Alhamdulillah, Pada perlombaan ini Faim memperoleh juara tiga tingkat umum. Dari keberhasilan yang diperoleh Faim ini, semoga bisa menjadi contoh bagi siswa Smamuda yang lainnya agar tetap semangat berkarya dalam menulis sastra,” ujar ustadz Unjang.
Faim bersama Kepsek Smamuda ustadz Unjang Tajul Aripin |
Sementara itu, Mochamad Adimas Faim mengungkapkan pertama kali dia memasuki dunia ke penulisan pada tahun 2019 sebelum wabah covid 19 melanda dunia. Saat itu dia masih duduk dibangku SMP kelas 7. Kegemaran menulisnya terbentuk karena Faim ingin mengisi waktu luangnya. Waktu itu dirinya tak memiliki handphone. Karena itulah Faim ingin menyibukkan dirinya sendiri dengan menulis sebuah cerita novel dengan kemampuan yang ia miliki.
Nah, di Smamuda Faim mengikuti ajang ekstrakurikuler menulis untuk mengembangkan bakatnya. Karena dia memiliki keinginan menjadi seorang penulis sastra seperti Tere Liye. Pada even ini Faim mengirimkan satu naskah puisi yang berjudul Lakuna.
Pada saat mengikuti event tersebut Faim berikhtiar untuk proses mencipta sebuah puisi yang memiliki unsur estetika sesempurna mungkin. “Usaha dalam pembuatan puisi bukanlah hal yang mudah, saya harus menyusun kata demi kata untuk bisa saya rangkai menjadi sebuah karya puisi. Dalam karya puisi saya tersebut, saya juga telah menambahkan sedikit kata kata diksi untuk mempercantik bahasa. Dengan teknik dan cara tersebutlah saya bisa meraih juara,” tandas Faim.
Faim juga menjelaskan bagaimana kesulitannya ketika proses pembuatan puisi untuk lomba. Seperti kehilangan ide dan kehabisan kata untuk melanjutkan karyanya. Tetapi, hal itu bukan menjadi halangan untuk Faim. Dirinya terus berusaha hingga dapat mencapai tujuannya menjadi seorang penulis terkenal.
”Akhirnya setelah sekian lama menunggu, keputusan juri telah tertera pada grup pengumuman lomba. Pada saat saya melihat informasi list peserta pemenang, saya tak menyangka bahwa saya akan mendapatkan juara tiga tingkat umum nasional. Ini mungkin karena usaha, doa, semangat dan ikhtiar yang telah saya jalani selama ini,” kata Faim. (ca’hud/hamara)
0 Komentar